Pada Maret 2023, saya menanyakan ke AI Chat GPT, siapakah 10 artis paling terkenal di Indonesia. Setelah mendapatkan jawaban tersebut, hal yang menarik adalah dari 10 artis tersebut hanya 1 orang saja yang masih memiliki website pribadi, yaitu Agnez Mo. 9 sisanya hanya memiliki twitter dan/atau instagram. Ada 1 orang juga yang pernah punya website pribadi dan domainnya masih aktif hingga 2024, tapi hostingnya sudah tidak aktif. Jadi, apakah sebenarnya memiliki website pribadi sudah tidak relevan?
Beberapa tahun terakhir, memang popularitas Instagram dan Twitter semakin meningkat. Instagram dan Twitter memang menawarkan kemudahan bagi para brand, artis, politikus, atau figur publik lainnya untuk bisa menggapai para audience-nya secara interaktif. Daripada harus menunggu para audience yang inisiatif untuk mengunjungi website tertentu, kini para brand dan figur publik ini yang akan mengunjungi kita semua melalui situs maupun aplikasi media sosial.
Lantas apa sebetulnya alasan saya kembali membangun website?
Fungsi yang lebih beragam dan dapat disesuaikan
Secara umum, twitter dan instagram memiliki spesialisasinya sendiri-sendiri. Twitter lebih berfokus ke teks pendek dan Instagram lebih berfokus kepada foto. Meskipun sekarang twitter sudah menaikkan jumlah karakter per tweet dari 140 karakter menjadi 280 karakter pada 2017 dan menjadi 4000 karakter pada Februari 2023, platform tersebut tetap berfokus pada teks. Berbeda dengan Twitter, Instagram lebih berfokus pada foto/gambar.
Di masa Twitter terbatas pada 140 dan 280 karakter, memang ada yang mengakalinya dengan menuliskan kontennya di notepad dan kemudian di-screenshot dan dibagikan sebagai gambar. Di Instagram juga sebetulnya bisa publish video atau menuliskan caption berupa teks, tapi pengguna tidak bisa mengirimkan link atau url di caption yang bisa di-klik.
Nah! Dengan mengelola website pribadi, kita tidak akan menemukan limitasi-limitasi tersebut. Karena sebagian besar konten yang ingin saya publikasi adalah mulai dari resep, foto, kode program hingga blog, maka website menawarkan fleksibilitas yang tidak ditemukan di platform lain.
Informasi di website lebih mudah dicari
Sebetulnya disaat saya membutuhkan informasi, saya sebetulnya lebih suka melihat video. Tapi video-video yang sekarang ada di youtube, rata-rata berdurasi minimal 8 menit. Hal ini terjadi agar video tersebut dapat dipasang iklan mid-rolls atau iklan yang muncul di tengah video. Seringkali saya menghabiskan 8 menit, hanya untuk menonton sebuah video hanya berakhir dengan simpulan bahwa informasi yang saya butuhkan, tidak ada di video tersebut.
Dengan website, pengunjung akan lebih mudah untuk menemukan informasi yang dicari karena adanya fungsi text search. Menurut saya jika dibandingkan antara format video dengan format website secara umum, jika dibuat sama-sama benar, maka menemukan informasi melalui website akan lebih mudah. Ilustrasi yang mudah untuk menggambarkan hal ini adalah: Anggap bahwa kita sedang ingin membeli sebuah motherboard dan kita perlu tahu, berapa jumlah port USB-C yang ada di motherboard tersebut. Jika kita menonton product unboxing atau product review di youtube, kita tidak tahu di menit keberapa informasi yang kita cari akan disampaikan. Bisa jadi informasi tersebut malah tidak disampaikan di video yang kita tonton.
Tidak Intrusif
Jika kamu tidak mengunjungi website ini, maka website ini tidak akan berusaha muncul di platform tempat anda bersosialisasi dengan teman atau keluarga.
Simpulan
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, tujuan saya membangun website adalah untuk mempublikasi resep, foto, tutorial, dsbnya. Mempertimbangkan kebutuhannya, format blog mungkin lebih mudah untuk saya kelola. Sebagai contoh, saya selalu mencatat sebagian besar masakan yang pernah saya buat. Lebih mudah buat saya jika saya posting komposisi dan cara masaknya saat ini. Kalau lain kali saya punya waktu luang untuk foto makanannya dengan lebih proper, saya hanya perlu mengupdate post/artikel yang sama.
Jadi, apakah website sudah obsolete dan ketinggalan zaman? Menurut saya memiliki website memang butuh effort lebih. Untuk sebuah website yang layak, minimal harus beli domain, sewa hosting, pengetahuan, dan waktu yang tidak sedikit. Tapi jika mempertimbangkan faktor-faktor yang sudah saya sebutkan diatas, seluruh kebutuhan saya hanya bisa saya penuhi dengan membangun website ini.